Refleksi filsafat 7

Posted on 17.36

Filsafat merupakan bidang ilmu yang cakupannya lebih luas daripada ilmu sains, ilmu social dan lainnya. hal ini dikarenakan filsafat sangat sopan santun terhadap ruang dan waktu. Hal utama yang membedakan antara filsafat dan ilmu lain adalah pada kerangka berfilsafat, yaitu secara ontologism, epistimologis dan empiristis. Filsafat merupakan hasil olah fikir para filsuf yang bersifat intensif dan ekstensif, yaitu dalam sedalam-dalamnya dan luas seluas-luasnya. Kerangka berfilsafat yang ekstensif tersebut mengakibatkan pandangan yang berdimensi. Filsafat merupakan suatu kajian ilmu oleh para filsuf yang didasarkan pada berbagai dimensi sudut pandang yang berbeda-beda. Objek berfilsafat meliputi segala yang ada dan yang mungkin ada. Segala yang ada dan yang mungkin ada tersebut belum dapat dikategorikan sebagian dari ciptaan Tuhan, karena masih banyak ciptaan Tuhan yang lainnya, misalnya keyakinan manusia. Keyakinan ini tidak dapat dikategorikan menjadi sesuatu yang ada ataupun menjadi sesuatu yang mungkin ada, karena keyakinan berada di luar konteks tersebut.
Dalam berfilsafat maupun dalam kehidupan sehari-hari, adanya pro dan kontra merupakan suatu hal yang wajar dan sudah menjadi kodrat. Setiap ada siang pasti ada malam, ada kiri pasti ada kanan, ada yang benar pasti pula ada yang salah. Demikian pula ada pro, pasti pula ada kontra nya. Pro dan kontra yang terjadi dalam fikiran manusia dapat menimbulkan suatu ilmu, sedangkan pro dan kontra yang terjadi di dalam hati manusia merupakan godaan dari syaiton. Dalam ilmu filsafat, ada 4 tingkatan yang harus dipenuhi oleh setiap objek agar dapat dikategorikan sebagai pbjek berfilsafat, yaitu tingkatan material, formal, normative dan spiritual. Jika suatu objek memenuhi keempat tingkatan tersebut, maka objek tersebut merupakan objek dalam filsafat. Namun jika belum mampu memenuhinya, maka objek tersebut hanya sebatas objek intuisionisme, yaitu objek yang dapat dipahami melalui intuisi. Sebagai contoh adalah angin. Objek material dari angin adalah udara yang bergerak, objek materialnya misalnya angin topan, badai, angin rebut dan lainnya. namun objek normative dan spiritual untuk angin tidak ada, sehingga manusia dikategorikan sebagai kaum intuisionisme terhadap angin, karena tidak mampu mendefinisikan tentang angin. Tidak ada definisi yang paling tepat untuk angin, besar, kecil, enak, cantik, tampan, dan masih banyak hal lainnya yang hanya dapat didefinisikan secara intuitif.
Berbeda halnya dengan hakekat perceraian. Perceraian dapat dikategorikan sebagai objek filsafat yang memenuhi syarat. Dari segi material, objek perceraian adalah suami atau istri. Dari segi formal, perceraian sangat jelas diatur dalam undang-undang. Dilihat dari segi normative, perceraian bukanlah hal yang baik, dan dapat dikategorikan sebagai hal yang kurang baik atau “buruk”. Dilihat dari segi spiritual, Tuhan sangat tidak menyukai orang-orang yang bercerai. Dari penjabaran tersebut, perceraian merupakan salah satu objek dalam berfilsafat.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya seseorang mengalami kekalahan. Namun kekalahan tersebut hendaknya dapat mendorong seseorang untuk segera bangkit dan tidak justru semakin terpuruk. Ada dua cara dalam menyikapi kekalahan agar tidak membuat kita semakin terpuruk, yaitu dengan cara ikhtiar dan berdoa. Setiap hal yang ada dan mungkin ada di dunia ini dapat dijadikan sebagai motivasi. Sebagai contoh, ketika kita melihat orang yang kurang beruntung. Hal ini dapat kita jadikan sebagai sarana introspeksi diri, bahwa kita masih lebih beruntung daripada mereka. Selain itu, semangat dari orang yang telah pernah mengalami keberhasilan juga sangat kita perlukan, agar kita kembali memili,I keyakinan bahwa kita juga pasti bisa berhasil, minimal seberhasil orang tersebut. Hal ini merupakan cara untuk kemballi menumbuhkan semangat kita setelah mengalami kekalahan atau kegagalan.

Refleksi Pertanyaan

Posted on 15.20

Refleksi ini merupakan refleksi dari beberapa pertanyaan yang diajukan saat perkuliahan filsafat.
1.      Apakah segala sesuatu yang ada di alam semesta ini memiliki pola?
Pengertian pola memiliki dimensi. Sebuah pola dapat menjadi bukan pola ketika orang tidak paham atau tidak mengerti bahwa itu merupakan pola. Sehingga sesungguhnya pola hanya akan dimengerti oleh orang yang sadar atau benar-benar mengerti tentang pola. Bagi orang yang tahu dan percaya maka sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia ini telah didesain oleh Tuhan sehingga memiliki pola. Alam semesta ini pun telah didesain sedemikian rupa sehingga semuanya memiliki keteraturan. Maha Kuasa Alloh atas segala ciptaan-Nya.
2.      Apakah hakikat perbedaan dalam persatuan?
Setiap orang berbeda dalam banyak hal, akan tetapi dapat bersama dalam berbagai hal. Dalam filsafat, manusia tidak pernah ada yang sama karena manusia terikat oleh ruang dan waktu. Perbedaan-perbedaan tersebut yang akan menimbulkan rasa sosial, rasa saling membutuhkan sehingga dalam perbedaan itu manusia memiliki rasa persatuan, yaitu saling membutuhkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan akan menimbulkan persatuan.
3.      Kapan sesuatu disebut sebagai mimpi?
Mimpi memiliki dimensi. Ada mimpi yang dapat diingat dan ada mimpi yang tidak dapat diingat. Hal ini tergantung dari kualitas mimpi tersebut. Ketika kita memimpikan sesuatu hal yang sangat berarti bagi kita, maka mimpi itu akan membekas bahkan setelah bertahun-tahun.
4.      Apakah perbedaan cinta dan sayang?
Cinta dan sayang adalah dua hal yang bersifat kontekstual serta berdimensi. Cinta dan sayang merupakan intuisi. Cinta dan sayang dapat dibedakan dengan intuisi artinya berdasarkan pengalaman yang telah dialami maka dengan sendirinya kita dapat membedakan apa itu cinta dan apa itu sayang.
5.      Mengapa yang tidak ada juga merupakan objek filsafat?
Yang tidak ada relti tergantung ruang dan waktu. Yang tidak ada memiliki kemungkinan menjadi ada. Sehingga yang tidak ada dapat dikategorikan yang mungkin ada. Sedangkan objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada sehingga yang tidak ada pun akan menjadi objek filsafat.
6.      Bagaimana ciri-ciri guru matematika yang galak?
Galak atau tidak galak memiliki pengertian yng berbeda bagi satu orang dan orang lain. Ciri-ciri orang galak pun relatif tergantung siapa yang mendefinisikan. Karena galak menurut saya belum tentu galak menurut orang lain. Secara umum, guru yang galak memiliki ciri-ciri mudah marah, toleransinya kecil, suka memaksakan kehendak.
7.      Bagaimana menghadapi orang yang enggan berbagi ilmu dengan orang lain?
Berbagi ilmu harus dilandasi dengan keikhlasan. Jika orang tersebu tidak ikhlas dalam membagi ilmu, maka kita tidak boleh memaksanya untuk membagi. Namun lain di ngara kapitalis, dimana orientasinya adalah bisnis. Di negara tersebut, pemikiran seseorang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis, jadi dalam berbagi ilmu tidak ada prinsip keikhlasan akan tetapi prinsip keuntungan.
8.      Bagaimana cara memberikan pemahaman pada guru matematika yang tidak mau meubah cara mengajarnya?
Sebagai seseorang yang belum mengerti benar akan keadaan pendidikan di sekolah, maka kurang pantas jika kita memberikan pemahaman kepada guru-guru yang senior,karena justru mereka memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Pemahaman tidak diberikan namun pemahaman itu akan timbul dalam dari dalam diri seseorang sendiri ketika dia memiliki keinginan untuk belajar. Dari adanya keinginan tersebut, kita memberikan stimulus untuk membantu mereka mengenal lebih dalam apa yang akan mereka pelajari.
9.       Apa penyebab krisis multidimensi?
Krisis multidimensi bukanlah dikarenakan salah dari salah satu pihak. Namun lebih kepada pendidikan itu sendiri. Guru yang mengajar saat ini telah kehilangan intuisi sehingga siswa juga ikut kehilangan intuisi. Akibat selanjutnnya siswa hidupnya tidak terarah, banyak perturan yang dilanggar.
10.  Mengapa filsafat sulit?
Filsafat sulit dikarenakan bersifat intensif dan ekstensif meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Perlu pemahaman yang dalam dan luas untuk memahami filsafat.
11.  Apa yang dimaksud hermeneutika?
Hermeneutika adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Guru memfasilitasi agar siswa mampu bersilaturahmi dengan matematika. Jadi jika kita akan mengenalkan metode yang baru kepada guru, maka kita membuat guru bersilaturahmi dengan metode tersebut yaitu dengan membuat alat atau media untuk mengajarkan metode tersebut.
12.  Secara filsafat apakah ada kaitan antara khayalan dan cita-cita?
Cita-cita merupakan khayalan yang terstruktur, memiliki alasan dan ltarbelakang. Cita-cita harus dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki benang merah (hubungan) dengan kehidupan kita.
13.  Apa pengertian sombong?
Pengertin sombong berdimensi. Sombong dalam arti spiritual identik dengan syaitan. Tetapi dengan intuisi pun kita dapat mendefinisikan pengertian sombong.

Membongkar Mitos

Posted on 15.16

Mitos dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan tetapi tidak tahu apa makna dibalik melakukannya. Hakikatnya sejak kecil kita telah belajarmelalui mitos. Sebagian besar yang dilakukan oleh anak kecil adalah mitos bagi anak tersebut. Bertindak tanpa berpikir juga dapat diartikan sebagai mitos.
            Jika mitos diartikan sebagai melakukan hal yang tidak dimengerti maknanya, lalu apakah mitos dapat dikatakan sebagai mitos dalam filsafat? Sholat dapat dikatakan sebagai mitos dalam filsafat bila kita melakukan tapi tapi tidak tahu maknanya. Namun tentu beda halnya dengan anak kecil. Walaupun anak kecil tidak tahu makna sholat akan tetapi tetap ada nilai ibadahnya. Jadi dapat dikatakan bahwa mitos berdimensi terhadap ruang dan waktunya. Suatu hal dikatakan mitos untuk kita namun belum tentu bagi orang lain. Akan tetapi akan lebih baik jika kita ketika kita melakukan sesuatu kita mengerti makba ibalik kita melakukan hal tersebut.
            Jika kita mengatakan mitos sebagai hal yang tidak dimengerti oleh kita, lalu apakah dunia ghaib itu mitos? Terkadang mitos dpat mmpengaruhi seseorang sehingga memikirkannya saja orang tidak berani. Dunia ghaib memang tidak dapat dipecahkan secara rasional akan tetapi dapat dipecahkan dengan keyakikan, bahwa kita myakini bahwa dunia ghaib memang benar-benar adanya.        
            Untuk membongkar mitos diperlukan pikiran yang jernih serta hati yang jernih pula serta tidak tertinggal dilandasi dengan spiritual yang tinggi. Misteri yang ghaib hanya dapat dipecahkan dengan keyakinan karena yang ghaib tidak dapat dipecahkan secara rasional. Maka dari itu janganlah selalu mengagungkan rasionalitas karena pada ruang dan waktu tertentu rasionalitas tidak dapat digunakan.
            Mitos telah membuktikan bahwa rasio tidak selamanya benar. Terkadang kit harus meninggalkan raio untuk mncapai suatu kebenaran. Hanya keyakinan atau spiritual yang dapat mmecahkan apa yang tidak dapat dipecahkan oleh rasio. Terlepas dari itu semua, segala yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini adalah karunia dari yang Sang Pencipta yang memang dikaruniakan kepada kita agar kita dapat belajar dan semakin yakin bahwa ada kekuatan maha dasyat yang mengendalikan semua yang ada dan yang mungkin ada.